Minggu ke 38

Sejak hari Minggu yang lalu, kehamilan Uch memasuki minggu ke 38. Kata orang (dan buku-buku), bulan terakhir ini adalah masa-masa menunggu. Dan biasanya bulan terakhir ini terasa lebih lama.... Mungkin ini berlaku hanya untuk kehamilan pertama. Soalnya perasaan kok waktu berjalan tambah cepat. Padahal Uchan masih harus nyiapin ini, nyiapin itu. Belum yang ini belum yang itu. Perasaan belum siap to deliver this baby.

Kalau dipikir-pikir, perasaan ini mirip sama perasaan gue waktu mau ujian. Tapi kalau ingat saudara-saudara di Indonesia (tante, sepupu dan nyokap sendiri kali ye...), kayaknya juga mereka persiapannya cuman sebatas beli barang-barang bayi dan rutinitas ke dokter kandungan. Nggak banyak yg peduli untuk ambil lamaze class. Sementara gue, sibuk dengan persiapan-persiapan seperti baca buku ttg pregnancy dan birth process, senam hamil (walaupun nggak rutin), minum herb tea tiap hari, sampe pergi ke akupunktur (yang ini belum beres treatmentnya). Tapi perasaan belum siap ini ada aja. Kata Michi sih, gue nggak pernah akan merasa "siap". Mungkin karena gue masih agak takut ya.

Sebenernya sisi ambisius gue penasaran banget lho, gimana sih rasanya kontraksi mau melahirkan. Karena selama ini orang-orang yang gue tanya punya persepsi yang berbeda. Seperti teh Ira, dia mah bilangnya, ah... cuman mules kayak lagi dapet aja (yah, dia sih pas nyampe ke rumah sakit udah bukaan 8). Yang lain ada yang bilang.. sakiiiiiit banget (ini kayaknya mau nakutin gue aja deh). Pengalaman temen-temen yang lain juga beragam. Ada yang musti bolak-balik rumah sakit baru baby nya bisa lahir, ada yang musti nahan kontraksi 12 jam itu juga baru bukaan 3, ada yang cuman 2 jam, si bayi udah lahir... Gue bakalan ngalamin yang mana ya....